Sunday 30 October 2011

Aku tak SEMPURNA & Kau pun tak SEMPURNA



Aku ingin mengenalmu dengan sempurna
Tanpa bercinta yang saat ini perkara biasa orang lain lakukan. Cukuplah aku mengenalmu melalui murabbi dan keluarga. Kerana pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir bagi sesuatu perkenalan, namun sebenarnya awal  dari perkenalan. Aku memang tidak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita halal untuk saling mengenal.
Aku ingin melamarmu dengan sempurna
Tanpa pertukaran hadiah valentine’s day terlebih dahulu seperti yang orang lain . Cukuplah aku sekadar hanya mengenalkan diriku dan keluargaku kepada keluargamu. Semoga tercipta keharmonian kerzna menghormati kesucian pernikahan. Aku memang tidak mampu memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampu kita. Harta yang halal untuk kita gunakan bersama.
Aku ingin menikahimu dengan sempurna
Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, sahabat, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri, dalam haru yang tercipta berjaya mendirikan sebuah lagi masjd. Aku memang tidak mampu untuk memberikan kemewahan pada hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari setelah pernikahan kita. Sesungguhnya pernikahan bukanlah fasa terakhir dalam perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju Syurga-Nya.
Aku ingin mencintaimu dengan sempurna
Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan gurauan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Aku memang tidak pandai merangkai kata romantis selalu untuk mu, namun aku tahu bagaimana menjaga kedudukanmu. Kau bukan berada di atas kepala hingga selalu perlu disanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk dipijak dan dihina. Kau adalah tulang rusuk kiriku, dekat dihatiku untuk selalu ku cinta. Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.
Aku ingin hidup bersamamu dengan sempurna
Tanpa banyak terpengaruh perkara yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkahlaku kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Al-Hadis pengiring liku hidup kita. Aku memang tidak dapat membuatkan mu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana keadaan dan perasaanmu. Aku ingin menyediakan bahu dalam kesedihanmu, menjadi ubat penenang dalam kerisauan mu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.
Aku ingin memperoleh keturunan darimu dengan sempurna
Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perancangan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melalui mu, lahirlah buah hati kecil pelengkap hidup kita. 
Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna. Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita akan  sempurna, meskipun hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita.

Antara CINTA & NAFSU

1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu Membahayakan
Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan untuk orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemui dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada keadaan yang membahagiakan.
Sebaliknya, orang-orang yang tertipu dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam situasi yang membahayakan. Kita tidak boleh mempertikalkan bahawa di mana ada kebaikan, di situlah syaitan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan dan dosa.
Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benar cinta akan menjadikan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa merosak dan menyakiti, serta membawanya jauh dari kemaksiatan. Sebaliknya,  orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang palsu dan hanya berorientasi pada fizikal, dalam hal ini adalah seks. 
2. Cinta buat kita ketawa, Nafsu buat kita Kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara automatik akan tumbuh juga rumput liar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa menuai, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanam padi (cinta) itu tadi berupa beras (kebahagiaan). Lain pula dengan orang-orang yang tertipu yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada musim menuai, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak dapat dimakan (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin Diberi
Saya rasa maksud dari point ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logiknya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara automatik kedua – duanya akan menerima.
Tetapi kalau kita dan pasangan inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) maka siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi adalah tiada yang akan diberi kerana tiada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin Merosakkan
Bagaimana cara kita memperlakukan pasangan kita? Bagaimana kita melihat pasangan kita?
Ini adalah cara termudah untuk membezakan mana cinta, mana nafsu..
Cara seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya.
Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan sentiasa memperlakukan pasangannya dengan cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Mereka mempunyai cita – cita untuk kearah berkhitbah (lamaran) dan seterusnya mempercepatkan proses rumahtangga.
Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan kerana nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah bentuk fizikal. Setiap kali bertemu kedua inginnya dipeluk dan memeluk  dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan seks yang haram.
5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang Terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan. Bagaimana dengan nafsu? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan dan perbuatan dosa.
.
Jika nafsu lebih kuat berbanding cinta didalam jiwa kita, maka Islam telah menyediakan penyelesaian terbaik iaitu pernikahan. Supaya kita, pasangan kita dan keturunan kita terjaga..

Saturday 29 October 2011

KESILAPAN KERAP WANITA TENTANG AURAT



  • JANGANLAH KAMU MENDEDAHAKN AURAT DAN PERHIASAN KAMU KECUALI APA YANG TERZAHIR.” (an-Nur: 31)


    Ketika ini, saya mengambil masa sekitar satu jam untuk ke pejabat, memandu kereta dari Puchong ke Jalan Sultan Ismail. Setiap hari, laluan jalan pergi dan pulang ini akan mempamerkan kejahilan wanita Islam hari ini tentang penutupan aurat. Di manakah kesilapan penutupan aurat wanita hari ini ?. Jawabnya seperti berikut :-
    KESALAHAN PERTAMA : Aurat itu adalah memakai tudung sahaja.
    KESALAHAN KEDUA : Bertudung tetapi ber‘T-Shirt’ berlengan pendek.
    KESALAHAN KETIGA : Bertudung tetapi baju kebarungnya terbelah kainnya.
    KESALAHAN KEEMPAT : Bertudung tetapi bajunya sendat, sempit dan nipis lalu memaparkan bentuk kawasan-kawasan mudah ‘menggoda’.
    KESALAHAN KELIMA : Bertudung tetapi amat longgar dan menayangkan jambul dan hujung rambutnya.
    KESALAHAN KEENAM : Bertudung tetapi hanya memakainya di pejabat sahaja. Tidak di sekitar rumah, pasaraya dan sebagainya.
    KESALAHAN KETUJUH : Bertudung tetapi tudungnya dilempar ke belakang leher, maka terdedahlah dadanya dari ditutupi kain tudung.
    KESALAHAN KELAPAN : Bertudung tetapi dengan tudung yang amat nipis sehingga boleh diihat sanggul, leher, tengkuk dan dadanya.
    Sebahagian wanita menyangka bahawa tutup aurat tu adalah tutup rambut sahaja. Ia adalah tidak tepat sama sekali. Asasnya adalah dari firman Allah SWT: ertinya :
    “Hendaknya mereka itu melabuhkan tudungnya sampai ke dadanya, dan JANGANLAH KAMU MENDEDAHAKN AURAT DAN PERHIASAN KAMU KECUALI APA YANG TERZAHIR.” (an-Nur: 31)
    Pengertian khumur (tudung), iaitu semua alat yang dapat dipakai untuk menutup kepala. Sedang apa yang disebut ‘juyub’ kata jama’ (bentuk plural) dari kata jaibun, yaitu belahan dada yang terbuka, tidak tertutup oleh pakaian/baju.
    Setiap perempuan Islam wajib menutup kepalanya dengan tudung dan bahagian dadanya termasuk juga leher, sehingga semua tempat-tempat yang boleh membawa fitnah tertutup dari perkara yang memungkinkan dilihat oleh orang-orang yang jahat hatinya.
    Menurut Syeikh Dr Yusof Al-Qaradawi yang dimaksud perhiasan perempuan dalam ayat itu pula, iaitu apa saja yang dipakai berhias dan untuk mempercantik tubuh, baik berbentuk ciptaan asli seperti wajah, rambut dan potongan tubuh, ataupun buatan seperti pakaian, perhiasan, make-up dan sebagainya.
    Dalam ayat di atas Allah memerintahkan kepada orang-orang perempuan supaya menyembunyikan perhiasan tersebut dan melarang untuk dinampak-nampakkan. Allah tidak memberikan pengecualian, melainkan apa yang terzahir. Oleh karena itu para ulama kemudian berbeza pendapat tentang erti apa terzahir itu serta ukurannya.
    Misalnya sahabat besar Nabi seperti Ibnu Abbas r.a, ia berkata dalam menafsirkan apa yang terzahir itu adalah : celak dan cincin.
    Yang berpendapat seperti ini ialah sahabat Anas Bin Malik. Justeru, harus dilihat celak dan cincin wanita, bererti boleh dilihatnya juga kedua tempatnya pemakaiannya, iaitu muka dan kedua tapak tangan. Demikianlah apa yang ditegaskan oleh ulama Tabien seperti Said bin Jubair, ‘Atha’, Auza’i dan lain-lain.
    Bagaimanapun Ummul Mukminin Aisyah r.a, Qatadah dan lain-lain menisbatkan gelang sebagai perhiasan yang boleh dilihat. Dengan demikian, maka tempat letak gelang iaitu di pergelangan tangan adalah dibolehkan jika tiada fitnah. Tetapi berkenaan batasnya dari pergelangan sampai ke siku, masih diperselisihkan. Seeloknya di jauhi dari mendedahkannya.
    Menurut Syeikh Al-Qaradawi juga, ini tidak sama dengan make-up dan cat-cat yang biasa dipakai oleh perempuan-perempuan zaman sekarang untuk memakai gincu dan bedak merah di pipi serta kuku. Make-up ini semua termasuk berlebih-lebihan yang sangat tidak baik, yang tidak boleh dipakai kecuali di dalam rumah. Sebab perempuan-perempuan sekarang memakai itu semua di luar rumah, adalah untuk menarik perhatian laki-laki. Jadi jelas hukumnya adalah haram.
    “Dan hendaknya mereka itu tidak menampak-nampakkan aurat dan perhiasannya kecuali terhadap suami atau ayahnya.” (an-Nur: 31)
    Kesemua jenis berpakaian yang disebut tadi adalah diharamkan secara sepakat seluruh Ulama Islam. Pengarahan ini tertuju kepada perempuan-perempuan mu’minah, dimana mereka dilarang keras membuka atau menampakkan perhiasannya yang seharusnya disembunyikan, misalnya: perhiasan telinga (anting-anting), perhiasan rambut (sanggul); perhiasan leher (rantai), perhiasan dada (belahan dadanya) dan perhiasan kaki (betis dan gelang kaki). Semuanya ini tidak boleh dinampakkan kepada laki-laki lain. Mereka hanya boleh melihat muka dan kedua tapak tangan yang memang ada rukhsah untuk dinampakkan.
    Amat jelas dari dalil al-Quran dan al-Hadith bahawa Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan nipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat menampakkan bahagian-bahagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti: buah dada, paha, dan sebagainya.
    Dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda:
    “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (l) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh masuk syurga, serta tidak dapat akan mencium bau syurga, padahal bau syurga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (Riwayat Muslim)
    Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka itu melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini. ( Al-Halal Wal Haram Fil Islam, Dr Yusof Al-Qaradawi)
    ‘Bukhtun’ adalah salah satu macam daripada unta yang mempunyai kelasa (punuk) besar; rambut orang-orang perempuan seperti punuk unta tersebut karena rambutnya ditarik ke atas.
    Disebalik keghaiban ini, seolah-olah Rasulullah melihat apa yang terjadi di zaman sekarang ini yang kini diwujudkan dalam bentuk dandanan rambut, dengan pelbagai macam bentuk dalam salon-salon kecantikan, lebih parah pula apabila kaum lelaki pula yang bekerja di salon seperti ini
    Larangan Nipis
    Saidatina Aisyah r.a meriwayatkan, saudaranya iaitu Asma’ binti Abubakar pernah masuk di rumah Nabi dengan berpakaian jarang sehingga tampak kulitnya. Kemudian baginda SAW berpaling dan mengatakan:
    “Hai Asma’! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah haidh (cukup umurnya), tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini — sambil ia menunjuk muka dan dua tapak tangannya.” (Riwayat Abu Daud)
    Walaupun terdapat perawi lemah dari hadis, tetapi diperkuat dengan hadis-hadis lain yang membolehkan melihat muka dan dua tapak tangan ketika diyakini tidak akan membawa fitnah.
    Dr Yusof Al-Qaradawi menegaskan bahawa melihat secara normal kepada wanita atau lelaki, kepada selain aurat, selama tidak dilakukan dengan syahwat dan berulang-ulang, hukumnya adalah halal. (Al-Halal Wal Haram Fil Islam)
    KESALAHAN KESEMBILAN : Bertudung tetapi menaiki motor sambil menayangkan betis sepanjang jalan.
    Diriwayatkan dalam sebuah Hadith :-
    يرحم الله المتسرولات
    Ertinya : Allah sentiasa merahmati para wanita yang memakai seluar panjang (di sebelah dalamnya) (Riwayat Al-‘Uqayli, Dar Qutni dari Abu Hurairah, Musannaf Abd Razak, no 5043; Kanzul Ummal, no 41245) .
    Menurut Imam Mujahid, hadith ini berlaku di satu ketika ada seorang wanita jatuh dari kenderaannya sehingga terselak kainnya di hadapan Nabi dan para sahabat, maka dengan segera Nabi SAW memalingkan wajahnya, maka para sahabat berkata dia (wanita itu) memakai seluar. Lalu sebagai respond Rasulllah SAW memuji dan menyebut hadith di atas. ( Al-Bayan wa At-Ta’rif, Ibn Hamzah al-Husyani, 3/ 252, no 1831)
    Berdasarkan dalil ini juga, bermakna Allah sentiasa melaknati wanita yang tiadk berseluar panjang (di sebelah dalamnya) semasa naik kenderaan. Demikian menurut kaedah Mafhum Mukhalafah di dalam ilmu Usul Fiqh.
    KESALAHAN KESEPULUH : Bertudung dan sempurna penutupan aurat tubuhnya tetapi memanja-manjakan suaranya ketika berinteraksi dengan lelaki. Samada menyanyi mahupun bernasyid. Tiada dakwah yag sesuai buat wanita menerusi nyanyian kerana sesaat sahaj ia berada di atas pentas dengan pakaian canggihnya, seribu mata lelaki yang memandangnya..kita tidak tahu dimanakah mata lelaki itu memandang. Suaranya yang merdu juga membuatkan lelaki yang rosak hatinya akan dibuai nafsu, walaupun penasyid wanita itu sedang mendendangkan lagu ketuhanan.
    Larangan ini datang dari Firman Allah SWT : “Janganlah perempuan-perempuan itu berlaku lemah dengan perkataannya, sebab akan menaruh harapan orang yang dalam hatinya ada penyakit.” (al-Ahzab: 32)
    TUJUAN TUNTUTAN MENUTUP AURAT
    Berdasarkan dalil Al-Quran dan al-Hadith, amat jelas bahawa isu aurat bukanlah isu remeh dan cabang. Ia adalah termasuk dalam katergori hukum qati’e dan usul. Malah ia juga merupakan salah satu dosa utama yang amat diperjuangkan oleh Syaitan. Ini adalah kerana, dengan terbukanya aurat, maka ia boleh mencambahkan dosa-dosa lain seperti zina, mengandung anak luar nikah, bercerai suami isteri akibat curang, membunuh anak luar nikah, putusnya hubungan keluarga dan pelbagai lagi. Perihal Syaitan mensasarkan dosa ‘buka aurat’ ini sebagai dosa pilihan utamanya ada disebutkan dalam Al-Quran dari firman Allah ertinya :-
    ” Maka Syaitan membisikkan fikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya yang tertutup dari mereka iaitu auratnya ..” Al-A’raf : 20)
    Ringkasnya, antara tujuan utama diwajibkan umat Islam lelaki dan wanita untuk menutup aurat adalah :-
    a) Perbezaan dengan binatang.
    Allah SWT berfirman :
    ” Wahai anak Adam, telah kami turunkan buat kamu pakaian yang boleh menutup aurat-aurat kamu dan untuk perhiasan” ( Al-A’raf : 26)
    Amat jelas dari ayat ini, penutupan aurat ditujukan kepada sesiapa sahaja yang termasuk dalam kategori anak Adam iaitu manusia. Justeru barangsiapa yang berpaling dari arahan ini, secara langsung ia menjatuhkan tahapnya selari dengan binatang yang tiada cukup kemampuan dan aqal bagi menjalankan arahan penutupan aurat.
    b) Agar kaum wanita tidak disakiti
    Ia berdasarkan ulasan yang telah saya buat sebelum ini bersandarkan firman Allah SWT dari surah Al-Ahzab ayat 59.
    c) Tanda atau seperti uniform kepada penganut agama Islam.
    Ia juga boleh difahami dari surah Azhab ayat 59 tadi apabila Allah SWT menyebut : « .. yang demikian itu lebih memastikan mereka agar dikenali (sebagai wanita Islam).. »
    Dari sini jelas, menunjukkan salah satu fungsi tutupan aurat juga adalah sebagai syiar diri sebagai penganut Islam. Firman Allah : « Barangsiapa yang membesarkan syiar Allah maka ia adalah dari tanda ketaqwaan hati »
    d) Tanda profesionalism dalam sistem pemakaian Islam. Kita dapat memerhati bagaimana ‘trend’ sesebuah organisasi atau restoran hebat hari ini pasti meletakkan ‘dress code’ tertentu bagi kakitangannya dan para tetamunya. Ia pastinya bertujuan penjagaan standard khas bagi organisasi dan restoran itu di tahap tertentu. Sebagai contoh, kita tidak akan dapat melihat individu berselipar Jepun di sebuah Persidangan Antarabangsa di PICC, Putrajaya mahupun di kalangan kakitangan PETRONAS di pejabat mereka di Menara Berkembar. Semua menjaga ‘standard’ berbanding Tauke kedai runcit yang tidak beruniform.
    Justeru, Islam adalah satu agama dan cara hidup yang profesional pastinya begitu lengkap menyediakan panduan melengkapi setiap sudut kehidupan manusia. Dari hal-hal yang sulit seperti urusan di dalam tandas hinggalah ekonomi dan kenegaraan. Walaupun demikian, Islam tidak mengarah umatnya membuat perkara yang tidak rasional, justeru, sudah tentu ‘standard’ pemakaian yang diletakkan ini tidak membebankan bahkan ia amat bertepatan dengan logik aqal manusia yang sihat.
    e) Sebagai ujian bagi manusia untuk melihat tahap ketaatan mereka kepada Allah SWT.
    Saya kira hal ini amat jelas, dari firman Allah ertinya : Dijadikan hidup dan mati adalah untuk menguji siapakah yang terlebih baik amalannya” (Al-Mulk : 2)
    DON’T JUDGE A BOOK BY ITS COVER
    Ungkapan ini kerap saya dengari, saya yakin anda juga mungkin kerap mendengarnya. Kata-kata dari wanita yang tidak menutup aurat yang sering mendakwa bahawa hatinya baik dan suci walaupun ia berpakaian seksi serta mendedahkan aurat.
    “Orang wanita bertudung pun banyak yang jahat hari ini, berzina, khalwat dan macam-macam lagi” Katanya memberi buah fikirannya.
    “Malah, kami juga baik, kami tak kacau orang, tak mengumpat dan buat benda-benda tak elok” tambah wanita ini lagi.
    Benarkah hujjah mereka?. Benarkah penampilan luaran tidak terpakai di dalam Islam ?. Ada juga yang sudah semakin ‘advance’ hujahnya lantas berhujjah dengan sebuah maksud hadith Nabi yang sohih iaitu :
    “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh, rupa luaran dan harta kamu, tetapi melihat kepada hati dan amalan kamu” (Riwayat Muslim)
    Simpati bercampur kesal saya mendengar bagaimana terdapat orang yang sewenangnya berhujjah dengan hadith untuk menyokong nafsunya. Hanya digunakan Islam dalam hal yang selari dengan kehendaknya sahaja.
    “Seorang pekerja yang dijumpai oleh majikannya sedang bermain ‘game’ semasa waktu kerjanya sedangkan dokumen yang dipinta si boss masih tidak disiapkan, lalu si majikan berkata: “Macam mana kamu nak cemerlang dalam kerja kalau begini sikap kamu”
    Lalu jawab si pekerja : ” Saya luaran je nampak main ‘game’ boss, tapi hati saya ikhlas dan saya kerja dengan cemerlang”
    Adakah anda rasa si boss boleh menerima cakap pekerjanya itu ?. Adakah Allah SWT boleh mengganggap hati seseorang itu suci dan baik dengan melanggar perintahNya ?
    Hakikatnya, sesuatu untuk baik dan suci mestilah ditentukan mengikut neraca Allah dan RasulNya, bukannya neraca pemikiran kita semata-mata. Jika merujuk kepada neraca Islam, Nabi SAW pernah bersabda ertinya :
    “Ketahuilah, bahawa di dalam diri anak Adam itu ada seketul daging, yang bila ianya baik maka baik seseorang itu, dan apabila buruk, buruklah amalan seseorang itu, ketahuilah, ia adalah hati” (Riwayat Muslim)
    Berdasarkan hadith ini, menurut neraca Islam kebaikan hati seseorang boleh dilihat di peringkat pertamanya dari tindak tanduknya. Ertinya, bila tindakannya sentiasa menyalahi kehendak dan hukum yang diletakkan Islam, ia adalah tanda kekotoran hatinya. Jika tindakan luarannya pula bertepatan dengan kehendak Islam, maka adalah harus ianya dianggap baik pada peringkat pertama iaitu neraca luaran orang ramai, adapun baik di peringkat kedua adalah samada hatinya bertujuan kerana Allah ata selainnya seperti sekadar menunjuk-nunjuk sahaja.
    Justeru, ‘we can judge a book by its cover in certain cases’ iaitu apabila perkara asas Islam dilanggar, maka sudah tentu ‘that cover is reflecting what’s inside the heart of a person’.



Thursday 27 October 2011

SAHABAT SEJATI

‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati..’













“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik jiran disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya” (H.R al-Hakim)
ALLAH SWT mencipta makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak boleh lari dari berkawan dan menjadi kawan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka berkawan atau melarang orang lain daripada berkawan, dia dianggap ganjil dan tidak memenuhi ciri-ciri sebagai seorang manusia yang normal.
Inilah antara hikmah, kenapa Allah SWT mencipta manusia daripada berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah SWT dalam surah al-Hujurat ayat 13, yang bermaksud:
“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan berpuak-puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu sama lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang lebih bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya.”
Dalam Islam faktor memilih kawan amat dititikberatkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Ada kawan yang sanggup bersusah-payah dan berkongsi duka bersama kita, dan tidak kurang juga kawan yang nampak muka semasa senang dan hanya sanggup berkongsi kegembiraan sahaja.
Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justeru, jika salah pilih sahabat kita akan merana dan menerima padahnya. Selari dengan hadith Rasululah saw yang bermaksud: “Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R Abu Daud).
Bak kata pepatah Arab, “Bersahabat dengan penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan mencarikkan baju kita.”
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
  • Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
  • Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
  • Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
  • Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
  • Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
  • Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
  • Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
  • Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
  • Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
  • Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
  • Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
  • Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan;
  • Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat;
  • Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.
Sebagai remaja yang terlepas daripada pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika memilih kawan. Kerana kawan, kita bahagia tetapi kawan juga boleh menjahanamkan kita.
Hati-hatilah atau tinggalkan sahaja sahabat seperti dibawah:
  • Sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia hanya memberi sedikit dan meminta yang banyak, dan ia hanya mementingkan diri sendiri.
  • Sahabat hipokrit: ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal lampau, atau hal-hal mendatang; ia berusaha mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
  • Sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yang kamu lakukan tidak kira betul atau salah, yang parahnya dia setuju dengan hal yang dia tidak berani untuk menjelaskan kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu, dan di belakangmu ia merendahkan dirimu atau mengkhianati amanahmu. Bila telah di percayai, dia khianati. Bila telah di cintai, dia dustakan.
  • Sahabat pemboros dan suka hiburan: ia menjadi kawanmu jika engkau suka berpesta, suka berkeliaran dan ‘melepak’ pada waktu yang tidak sepatutnya, suka ke tempat-tempat hiburan dan pertunjukan yang melalaikan.
  • Sahabat yang membawamu semakin jauh dari Allah. Seorang yang tidak menambah kebajikanmu di dunia, lebih2 lagi di akhirat. Seorang yang tidak menambah manfaat kehidupanmu di akhirat, bukanlah temanmu yang sebenar.
Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin peribadi seseorang. Berkawanlah kerana Allah untuk mencari redha-Nya.